Rabu, 07 November 2012

Jagalah hatiku[!]


            Aku ingin menceritakan sebuah kisah padamu. Mungkin ini takkan pernah indah untuk di dengar, karena kisah ini cukup menyakitkan. Dengar…
            “Ada seorang gadis yang sangat tidak pernah mempercayai tentang cinta, setidaknya belum. Tapi Ia mencintai hal romantis seperti para gadis lain yang seusianya. Ia senang mendengar kisah-kisah yang diceritakan oleh para sahabatnya. Yang jenaka, senang, sedih, mengharukan, telinganya akan siap mendengarkan. Ia juga tak hanya mendengarkan, tapi ia juga cukup lihai dalam berbicara, termasuk tentang cinta, ia sangat menyukai hal itu.
            Suatu hari, ia jatuh cinta. Tapi ia tak pernah meng-iya-kan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Salah satu temannya menyadari perbedaan yang terjadi pada dirinya. Temannya selalu bertanya, “Apa yang kau rasakan pada pria itu?”. Ia hanya menjawab, “Tidak ada. Dia pria biasa yang kan ku anggap sebagai teman, selalu.” . Temannya menangkap perbedaan yang terjadi ketika ia menjawab sambil tersenyum, dan menatap pria itu. “Ada yang berbeda dari matamu ketika menangkap matanya!”. Gadis itu risih dengan pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh temannya. Akhirnya Ia dan temannya tak lagi membicarakan tentang pria itu.
            Setelah sekian lama, ia mulai merasakan hal berbeda (lagi) pada dirinya. Ia mengetahui bahwa pria yang dicintainya secara tidak sadar itu telah mencintai orang lain, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Setelah kejadian itu, Ia merenung. “Aku rasa, ini memang cinta. Tapi mengapa ini menjadi cinta yang menyakitkan untukku? Ah, ini bukan cinta, hanya sekedar halusinasi. Mungkin aku sedang bermimpi. Atau ini terjadi karena aku terlalu banyak menonton drama romantis? Ini hanya sugesti.”
            Meski cinta itu memang tampak nyata berada di depannya, ia malah semakin menepisnya. Tapi, kini semuanya berubah. Ia sangat menerima cinta itu. Semakin lama, semuanya semakin menyakitkan. Terlebih lagi, ketika ia harus melepas pria itu, karena pria itu mencintai sahabatnya sendiri. Dengan alasan “cinta”, ia meminta pada sahabatnya untuk mencintai pria itu. Ia sebenarnya menyadari, tak mudah memang untuk mencintai seseorang. Tapi ini membuatnya setengah gila. Ia tak tahu harus berbuat apa. Yang terlintas di pikirannya saat itu hanyalah memikirkan perasaan pria tersebut. Bahkan ia tak lagi memikirkan perasaan sahabatnya dan dirinya sendiri. Meski ini menyakiti hatinya sendiri, ia rela.
            Setelah beberapa minggu berjalan. Gadis itu memutuskan untuk mengakhiri semuanya di sini. Jika tak ada lagi harapan maka takkan ada lagi cinta. Setidaknya Gadis itu menyadari, “Cinta tak harus dipaksakan, jika cinta telah hadir, maka mengalirlah, kamu takkan pernah bisa menolak cinta itu.”

“Aku akan berusaha menjaga hatiku untuk pria selanjutnya. Agar aku tak melakukan kesalahan yang sama saat mencintai dirinya..”



June, 23rd 2012
-SOFIYA-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar