Selasa, 21 Februari 2012

Masih Ingatkah Kau?


Daun diterpa angin dikala kita saling bersandarkan pundak di balkon. Semua kegalauan mulai tersisihkan ketika kau mulai titipkan senyum kepercayaan. Sempat meragukan cinta yang pernah terukir pada sebuah pengharapan. Maya tapi perlahan mulai tampak nyata. Kita membagi kepercayaan, harapan, dan cinta. Tak
tergoyahkan seperti benteng-benteng pertahanan kekaisaran yang kokoh. Tapi seketika, semua itu runtuh oleh keegoan hati. Kepercayaan mulai terpecah, harapan mulai pupus, dan cinta berubah jadi benci.

Aku memelukmu dengan erat seraya menagis di pundakmu. Tak hanya keluh kesah, aku pun membagi canda dan tawa bersamamu. Semua yang ku  butuhkan nyaris terpenuhi. Tak ada cacat cela.

Kini aku mulai merindukan canda tawamu, yang selalu teringat di dalam kepalaku. Kau menjauh, tak peduli dengan orang di sekitarmu. Menerobos masuk menuju ketidakpekaan. Aku ingin kau kembali. Kita telah saling berjanji dalam ikatan batin. Sebuah janji yang semestinya takkan pernah teringkari. Bukankah aku sudah memohon kepadamu agar kau jangan pernah menjauh dari kehidupanku? Tapi kini, kau abaikan. Masih ingatkah kau?

Friday,
May 13th 2011
-Sofiya-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar